Pada hari Senin, 16 Desember 2024, Balai KSDA Bali mendapat laporan terkait
gajah betina bernama Molly (45 tahun) yang terseret arus di kawasan Bali Zoo.
Kejadian ini terjadi pada pukul 15.30 WITA, ketika Molly dan Fiorentina (gajah betina
32 tahun) dipandu oleh mahout (pawang gajah) untuk kembali ke holding area
setelah menjalani kegiatan sosialisasi rutin. Program ini merupakan bagian dari
perawatan harian di Bali Zoo untuk memberikan stimulasi mental dan fisik guna
menjaga kesejahteraan satwa.
Dalam perjalanan pulang, Molly dan Fiorentina melintasi sebuah sungai yang
biasanya memiliki arus tenang. Namun, hujan deras yang turun secara mendadak
menyebabkan debit air meningkat drastis, menciptakan arus deras yang membuat
Molly kehilangan keseimbangan hingga terseret arus, dilaporkan bahwa gajah
Fiorentina berhasil menyeberangi sungai dan selamat.
Sejak kejadian, BKSDA Bali berkoordinasi dengan Bali Zoo dan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar untuk melakukan pencarian
intensif. Fokus pencarian diarahkan ke sepanjang aliran sungai dan wilayah
sekitarnya. Pencarian dilakukan hingga pukul 21.30 WITA pada Senin malam,
namun terpaksa dihentikan karena cuaca yang tidak mendukung.
Dengan sangat menyesal, pada hari Selasa pagi, 17 Desember 2024, pukul 06.30
WITA, gajah Molly ditemukan dalam keadaan mati di sungai Ceng-Ceng di Banjar
Apuan, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Gianyar, sekitar 2,8 kilometer
mengikuti alur sungai dari lokasi awal kejadian oleh masyarakat. Penemuan ini
menutup upaya pencarian yang dilakukan secara maksimal oleh seluruh pihak.
Saat ini, Bali Zoo masih mengusahakan untuk mengevakuasi gajah Molly untuk
dibawa ke area Bali Zoo dan dilakukan penguburan. Pihak Bali Zoo saat ini masih
menjajaki kemungkinan alat berat dapat memasuki area atau lokasi keberadaan
gajah Molly.
Ratna Hendratmoko, Kepala Balai KSDA Bali, menyampaikan prihatin mendalam
atas kejadian ini. “Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh bersama Bali Zoo
terkait prosedur keselamatan dan mitigasi risiko. Tujuan utama adalah memastikan
kejadian serupa tidak terulang di masa depan”
.
BKSDA Bali berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan satwa pada beberapa lembaga konservasi yang berada di provinsi
Bali, terutama memastikan kesejahteraan satwa dan mitigasi kecelakaan satwa.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan dalam menghadapi
kondisi alam yang tidak terduga. “Kejadian ini harus benar-benar menjadi
pembelajaran kita semua, kami sangat sedih dan terpukul”
, lanjut Ratna
Hendratmoko.
Penanggung jawab berita:
Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Bali
Kadek Andina Widiastuti – 08111555520
Informasi lebih lanjut hubungi:
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Bali
Sulistyo Widodo – 0812-2697748
Komentar