Denpasar, 19 Desember 2024, Balai KSDA Bali bersama mitra konservasi BKSDA Bali melakukan kegiatan Konsolidasi Kelompok Pelestari Penyu di Wilayah Provinsi Bali. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel HARRIS & Residences SunsetRoad – Denpasar.
Kegiatan konsolidasi dihadiri oleh 103 orang peserta, yang terdiri dari 8 (delapan) Lembaga Mitra Konservasi, 23 (dua puluh tiga) Kelompok Pelestari Penyu, 5 (lima) Organisasi Pemerhati Konservasi Spesies, 3 (tiga) Lembaga Pemerintah dan Balai KSDA Bali. Guna meningkatkan pengetahuan dan lesson learning, dalam kegiatan ini dihadirkan oleh 3 (tiga) narasumber yaitu, Ir. I Wayan Restu, M.Si (Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Udayana), Drh. Deny Hatief (Dokter Hewan dari Yayasan Jaringan Satwa Indonesia) dan I Made Sukanta (Ketua Yayasan Konservasi dan Edukasi Penyu Serangan).
Adapun kegiatan konsolidasi ini memiliki tujuan yaitu, memberikan pembekalan teknis kegiatan pelestarian penyu, mensosialisasikan peluang kerja sama antara Balai KSDA Bali dengan lembaga konservasi, komunitas, dan pihak terkait lainnya, serta membahas rencana pembentukan paguyuban/asosiasi konservasi penyu di Bali sebagai wadah koordinasi dan sinergi kegiatan konservasi. Sasaran pelaksanaan kegiatan adalah komunitas yang bergerak dalam konservasi penyu di Provinsi Bali, dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang peduli terhadap konservasi satwa liar.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan yang dalam hal ini diwakili Kepala Bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Anak Agung Trisna Wijaya, memberikan apresiasi kepada Balai KSDA Bali atas pelaksanaan kegiatan ini, serta diharapkan dengan terbentuknya forum penggiat konservasi penyu ini bisa menjadi wadah konservasi penyu dan diharapkan para penggiat konservasi penyu tetap mematuhi peraturan dan tetap mempertahankan ekosistem.
Rizka Zulfikar, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Denpasar,menyampaikan bahwa konservasi penyu di Bali lebih maju dibandingkan dengan daerah lain. Hal ini ditandai dengan banyaknya kelompok pelestari penyu di Bali.Kelompok pelestari penyu ini diharapkan dapat turut serta menjaga pelestarian penyu di Bali.
Kepala Balai KSDA Bali, Ratna Hendratmoko, menyatakan bahwa Balai KSDA Bali terbuka dan siap bersinergi serta berkolaborasi dengan seluruh kelompok pelestari penyu di Bali dan instansi terkait, serta seluruh organisasi pecinta satwa dalam pelestarian dan konservasi penyu melalui kerjasama. Berdasarkan data tahun 2023 tercatat sekitar 131.000 ekor tukik telah dilepasliarkan di Bali. Hal ini menandakan adanya upaya dari para penggiat konservasi penyu dalam hal pelestarian dan perlindungan penyu. Kegiatan ini menunjukan pentingnya kesadaran masyarakat dan Kerjasama antar pihak dalam menjaga kelestarian satwa ini.
Melalui kegiatan konsolidasi kelompok pelestari penyu di wilayah Provinsi BaliTahun 2024, para penggiat konservasi penyu telah sepakat untuk menyatukan visi dan misi dalam pelaksanaan konservasi penyu. Kesepakatan ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antar kelompok pelestari penyu yang ada, serta meningkatkan efektivitas upaya konservasi di Bali. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, mereka kemudian membentuk suatu Asosiasi Kelompok Pelestari Penyu Bali, yang akan berfungsi sebagai wadah bagi berbagai kelompok dan individu yang memiliki komitmen terhadap pelestarian penyu.
Konsolidasi ini diharapkan dapat memperkuat upaya pelestarian satwa liar, baik dilindungi maupun tidak dilindungi undang-undang sebagai langkah kolaboratif yang berkelanjutan dalam upaya pelestarian sumber daya alam di wilayah Provinsi Bali.
Komentar