KEDIS MEWALI KE BALI: PERESMIAN LORIKEET BREEDING CENTER PERKICI DADA MERAH (Trichoglossus forsteni mitchellii)
Denpasar, 26 September 2025 – Pada hari Jumat, 26 September 2025, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) yang dalam hal ini diwakili oleh Direktur Konservasi Spesies dan Genetik (Direktur KSG), Nunu Anugerah, S.Hut., M.Sc., meresmikan Lorikeet Breeding Center di PT. Taman Safari Indonesia III Gianyar, yang lebih dikenal dengan Taman Safari Bali.
Kementerian Kehutanan melalui Direktorat Jenderal KSDAE bersama Balai KSDA Bali mendukung penuh peresmian Lorikeet Breeding Center ini sebagai langkah nyata pelaksanaan kegiatan konservasi satwa endemik Indonesia yang terancam punah. Acara ini juga menjadi momentum penyambutan Perkici Dada Merah (Trichoglossus forsteni mitchellii) yang berhasil direpatriasi dari Inggris ke Indonesia, tepatnya di Provinsi Bali.
Inisiatif pelaksanaan kegiatan repatriasi tersebut kolaborasi kerjasama Taman Safari Indonesia, World Parrot Trust, dan Paradise Park, dan didukung penuh oleh Kementerian Kehutanan. Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat populasi satwa endemik di Bali dan Lombok, menjadi pusat penelitian perilaku, reproduksi, dan kesehatan satwa, serta mendukung program pelepasliaran di habitat alaminya di masa mendatang.
Burung Perkici Dada Merah merupakan satwa liar dilindungi menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya jo. UU Nomor 32 Tahun 2024 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Berdasarkan IUCN termasuk dalam kategori Endangered (EN), sehingga perlindungan terhadap satwa ini penting mengingat populasinya yang terancam akibat perdagangan ilegal dan perusakan habitat.
Peresmian juga turut dihadiri oleh Kepala Balai KSDA Bali, Perwakilan Pemerintah Prov. Bali, Founder Taman Safari Indonesia, Jansen Manansang. Akademisi, serta mitra konservasi lainnya.
Saat meresmikan, Direktur KSG, Nunu Anugerah, menegaskan:
“Peresmian Lorikeet Breeding Center ini adalah bukti nyata pemerintah bersama mitra strategis dalam menyelamatkan satwa endemik, sekaligus menghadirkan spesies yang menjadi simbol identitas dan kebanggaan Bali khususnya. Repatriasi Perkici Dada Merah menjadi strategis dalam konservasi spesies, dan kami berharap pusat pengembangbiakan terkontrol ini dapat mendukung program edukasi publik, menjadi sumber dukungan populasi ex-situ untuk program pelepasliaran ke habitat alaminya (ex-situ link to in-situ program), dan mendorong ekonomi berkelanjutan di masa depan melalui pengembangan penangkaran yang sistematis.”
Pada kesempatan yang sama, ditayangkan film dokumenter perjalanan repatriasi Perkici Dada Merah yang penuh tantangan dan menjadi inspirasi bagi upaya pelestarian biodiversitas. Dengan tagline “Kedis Mewali ke Bali”, kegiatan ini menegaskan komitmen bersama dalam melestarikan satwa kebanggaan nusantara demi masa depan yang lebih lestari.
PT. TSI III Gianyar menerima piagam penghargaan dari Dirjen KSDAE atas inisiatif kolaborasi konservasi bersama World Parrot Trust dan Paradise Park. Selain itu, sepasang indukan perkici secara resmi diberi nama “Galih” dan “Arya”, sebagai simbol harapan lahirnya generasi baru yang kelak akan dilepasliarkan kembali.
Jansen Manansang, Founder Safari, menyampaikan:
“Lorikeet Breeding Center ini dirancang untuk mendukung program pengembangbiakan terkontrol yang berorientasi pelepasliaran di habitat alaminya (connecting ex situ to in situ). Harapan kami, hutan-hutan di Bali dan Lombok akan kembali semarak oleh suara Perkici Dada Merah.”
Kepala Balai KSDA Bali, Ratna Hendratmoko, dalam kesempatannya menyampaikan:
“Apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah mendukung, baik secara teknis maupun administratif. Hal ini membuktikan bahwa konservasi tidak dapat dilakukan sendiri, keberhasilan ini adalah hasil sinergi bersama yang harus terus diperkuat, agar upaya perlindungan satwa liar dapat berkelanjutan.”
Lebih lanjut disampaikan:
“Balai KSDA Bali sepenuh hati mendukung dan membuka selebar-lebarnya ruang kolaborasi bagi seluruh pemangku kepentingan, Pemerintah, Swasta, akademisi, komunitas, maupun masyarakat, untuk bersama-sama menjaga kelestarian satwa dan habitatnya demi masa depan yang lebih lestari.”
“Balai KSDA Bali Sepenuh Hati untuk Kedis Mewali ke Bali”
Penanggung jawab berita:
Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Bali
Kadek Andina Widiastuti – 08111555520
Informasi lebih lanjut hubungi:
Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II BKSDA Bali
Raden Danang Wijayanto – 081328806736
Curator Satwa Taman Safari Bali
Ida Ayu Ari Janiawati – 08111132749