BKSDA BALI MEMBENTUK KADER KONSERVASI YANG TANGGUH DAN BERKARAKTER UNTUK MASA DEPAN LESTARI
Denpasar, 13 Oktober 2025 – Kekayaan keanekaragaman sumberdaya alam hayati yang dimiliki, tersebar di seluruh kawasan pelestarian alam dan suaka alam di seluruh Indonesia yang cenderung makin menurun akibat perlakuan manusia yang kurang memperhatikan aspek konservasi. Dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat agar turut berperan serta dalam upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, perlu dilaksanakan kegiatan pembinaan cinta alam. Salah satu yang ditempuh adalah dengan Pembentukan Kader Konservasi.
Kader Konservasi merupakan unsur penting dalam pembinaan cinta alam karena merupakan unsur pelopor dan penggerak dalam upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya serta diharapkan dapat berperan aktif bersama pemerintah dalam mewujudkan manusia yang sadar konservasi. Perhatian pemerintah dalam bidang konservasi sumberdaya alam terus meningkat terutama setelah diterbitkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, jo Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta perlu upaya yang nyata guna mengimplementasikan hal tersebut.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali yang merupakan organisasi / institusi pemerintah yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya (KSDAE), memiliki peranan dalam melakukan kegiatan konservasi kawasan dan keanekaragaman hayati yang melibatkan masyarakat dimana salah satu dari kegiatan tersebut adalah pembentukan kader konservasi. Dari pelaksanaan kegiatan pembentukan kader konservasi ini, nantinya akan menghasilkan individu-individu yang berkomitmen dan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan dan menjadi agen perubahan di masyarakat yang akan meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat dalam bidang konservasi sumber daya alam dan lingkungan.
Pada tanggal 12 s/d 13 Oktober 2025, BKSDA Bali telah mengadakan kegiatan pembentukan kader konservasi tahun 2025 dimana kegiatan ini mengikutsertakan 40 siswa/siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) yang terdiri dari SMAN 5 Denpasar, SMAK Santo Yoseph Denpasar, SMK Bali Dewata Denpasar, SMK Kesehatan Bali Dewata, SMA Saraswati 1 Denpasar, SMAN 1 Kuta, SMAN 1 Gianyar, SMAN 1 Sukawati, SMAN 2 Semarapura, dan SMAN 1 Amlapura. Kegiatan ini berlangsung selama 2 (dua) hari yang terdiri dari 1 (satu) hari kegiatan pembelajaran dan 1(satu) hari kegiatan praktek lapangan.
Pada hari pertama, tanggal 12 Oktober 2025 dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan 6 materi yang disajikan, yaitu:
· Profil BKSDA Bali disampaikan oleh Kepala BKSDA Bali (Ratna Hendratmoko)
· Kader Konservasi BKSDA Bali Tangguh dan Berkarakter disampaikan oleh Kepala BKSDA Bali (Ratna Hendratmoko)
· Pengenalan Keanekaragaman Hayati dan Keterlibatan Generasi Muda disampaikan oleh BKSDA Bali (Putu Ika Puspita Sari)
· Gerakan Pramuka dan Kesakaan oleh Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Provinsi Bali (Abdul Muthalib Silviansyah)
· Peran Kader Konservasi Dalam Pengendalian Isu-Isu Lingkungan Hidup disampaikan oleh Pusat pengendalian Lingkungan Hidup Bali Nusra (Ni Wayan Monikayani)
· Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) oleh I Gusti Nyoman Agung Artagina
Hari kedua, tanggal 13 Oktober 2025 kegiatan pembentukan kader konservasi diisi dengan praktek lapangan yang terdiri dari tracking dan penanaman pohon. Kegiatan tracking diikuti oleh peserta kader konservasi sebanyak 40 (empat puluh) orang di jalur tracking kawasan Konservasi Taman Wisata Alam (TWA) Danau Buyan-Danau Tamblingan. Pada kegiatan tracking tersebut, peserta diajarkan tentang potensi di kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan seperti flora, fauna, wisata dan aktivitas tradisional masyarakat di sekitar kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan. Sedangkan untuk kegiatan penanaman dilaksanakan di Camping Ground TWA Danau Buyan Danau Tamblingan dengan 50 (lima puluh) bibit pohon endemik TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan yang terdiri dari 5 (lima) bibit beringin (Ficus benjamina), 15 (lima belas) bibit cemara pandak (Dacrycarpus imbricatus), dan 30 (tiga puluh) bibit salam (Syzgium polyanthum). Para peserta kader konservasi sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini.
Acara pembentukan kader konservasi tahun 2025 ditutup dengan pelantikan peserta kader konservasi tahun 2025 oleh Kepala BKSDA Bali. Pelantikan peserta kader konservasi ini dilakukan dengan penyematan PIN Kader Konservasi oleh Kepala BKSDA Bali.